Tiga besar: Tekanan Darah, Kolesterol dan Diabetes
Pengantar
Iskemik penyakit jantung (serangan jantung), penyakit serebrovaskular (seperti stroke), dan diabetes adalah penyebab utama kematian secara global dan Malaysia. Yang mengkhawatirkan adalah di banyak wilayah Asia, termasuk Malaysia, kondisi ini semakin meningkat.
Penyakit pembuluh darah dan gangguan metabolisme sangat bisa dicegah. Namun, masih banyak orang yang mengabaikan tanda-tanda awal penyakit ini. Oleh karena itu, banyak orang hidup dengan hipertensi (HTN), hiperlipidemia (HLD), dan penyakit yang tidak ditangani dengan baik kencing manis (DM).
Penyebab Umum Tekanan Darah Tinggi, Kolesterol Tinggi, Diabetes
Pertama dan terpenting, penting untuk memahami bahwa kondisi-kondisi ini saling terkait. Artinya, upaya apa pun untuk mencegah satu penyakit pasti akan membantu kondisi lainnya.
Ambil saja contoh penyakit hipertensi. Ini meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, keduanya termasuk dalam lima besar penyebab kematian di Malaysia dan bahkan secara global. Jadi, jika seseorang mengendalikan hipertensi, seseorang dapat mengurangi risikonya penyakit jantung dan stroke.
Demikian pula, diabetes mungkin tidak membunuh banyak orang secara langsung. Namun, hal ini merupakan faktor penyebab banyak penyakit lainnya. Seseorang yang tinggal bersama diabetes atau gula darah tinggi jauh lebih besar risiko serangan jantung, stroke. Diabetes adalah penyebab nomor satu penyakit ginjal kronis dan neuropati. Diabetes tidak hanya menyebabkan gula darah tinggi, tetapi juga menyebabkan kadar kolesterol tinggi.
Demikian pula, hiperlipidemia atau kolesterol tinggi mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, hal ini sangat meningkatkan risiko aterosklerosis. Dengan demikian, kolesterol tinggi merupakan faktor risiko serangan jantung dan stroke.
Hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, atau lainnya Masalah kesehatan semuanya disebabkan oleh pilihan gaya hidup yang salah dalam jangka panjang. Di antara dua penyebab utama kondisi ini adalah pilihan pola makan yang salah dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Konsumsi lemak dan garam yang tinggi, peningkatan asupan karbohidrat cepat saji, dan aktivitas fisik yang kurang menjadi penyebab kondisi tersebut.
Mencegah Darah Tinggi, Kolesterol Tinggi, Diabetes
Dua cara mencegah gangguan metabolisme adalah koreksi pola makan dan olahraga teratur. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Lancet pada tahun 2017 menemukan hampir 11 juta kematian secara global secara langsung disebabkan oleh praktik gizi yang salah.
Selain itu, koreksi pola makan dapat mencegah ratusan juta kasus berbagai penyakit. Beberapa penyebab utama kesehatan yang buruk adalah asupan garam yang tinggi, konsumsi lemak yang tinggi, rendahnya konsumsi serat makanan, buah-buahan, dan sayuran.
Oleh karena itu, mengontrol asupan kalori total, mengurangi garam secara tajam, mengonsumsi lemak sehat, dan mengurangi asupan karbohidrat yang cepat menyerap dapat membantu mengendalikan semua masalah di atas. Tidak hanya itu, langkah-langkah ini saja sudah cukup untuk mengurangi risiko beberapa jenis kanker seperti kanker usus besar.
Dalam hal olahraga, olahraga minimal 150 menit dalam seminggu. Namun, 300 menit seminggu mungkin sempurna. Seseorang harus melakukan olahraga dengan intensitas sedang seperti jalan cepat, jogging, melakukan berbagai olahraga, berenang, dan masih banyak lagi.
Kedua tindakan ini, jika diterapkan dengan benar, dapat menambah beberapa tahun umur seseorang.
Namun perlu diketahui bahwa penyakit terkadang tidak dapat dicegah. Misalnya, beberapa orang menderita hipertensi esensial karena faktor genetik. Demikian pula, hiperkolesteremia familial tidak jarang terjadi.
Oleh karena itu, perhatian khusus juga harus diberikan skrining teratur. Hal ini sangat penting bagi pria yang berusia lebih dari 40 tahun. Skrining untuk kondisi penyakit umum diperlukan meskipun seseorang merasa benar-benar sehat. Skrining membantu mengidentifikasi masalah pada tahap awal.
Hipertensi ringan, kolesterol tinggi, atau diabetes dapat ditangani melalui perubahan gaya hidup, perubahan pola makan, olahraga, dan penggunaan suplemen. Namun, penyakit lanjut seringkali memerlukan terapi obat seumur hidup.
Selain itu, jika seseorang menderita kondisi ini, masih ada peluang untuk menyembuhkan gangguan ini tanpa obat. Jadi, perubahan gaya hidup seperti pola makan, olahraga, dan suplemen harus menjadi bagian dari penanganan penyakit stadium lanjut. Setelah manfaat perubahan gaya hidup dirasakan, dosis obat medis dapat dititrasi.
Kesimpulan
Kesimpulannya, pengobatan memang baik, namun banyak penyakit tidak menular yang dapat dikelola dengan baik melalui intervensi gaya hidup, penggunaan cara non-farmakologis, dan suplemen. Oleh karena itu, skrining dini dan mendapatkan nasihat ahli dapat meningkatkan harapan hidup seseorang dan membantu mengurangi ketergantungan pada terapi obat.