Memahami Fimosis
Dalam keadaan normal, kulup secara bertahap mengendur seiring bertambahnya usia anak laki-laki, dan biasanya terpisah sepenuhnya dari kepala penis pada sekitar usia enam tahun. Namun, dalam beberapa kasus, proses ini tidak terjadi sesuai harapan sehingga mengakibatkan kulup menjadi tegang sehingga menimbulkan rasa tertekan dan tidak nyaman. Meskipun kasus phimosis yang ringan relatif umum terjadi dan menyerang sekitar 1% orang dewasa, kasus yang lebih parah mungkin memerlukan intervensi medis.
Mengenali Tanda-tandanya
Fimosis dapat bermanifestasi dalam berbagai cara, dengan gejala mulai dari ketidaknyamanan ringan hingga nyeri dan peradangan yang parah. Beberapa tanda umum yang harus diperhatikan meliputi:
Kemerahan dan perubahan warna pada kulup, seringkali disebabkan oleh iritasi atau infeksi
Pembengkakan atau peradangan, terutama saat aktivitas seksual atau akibat infeksi
Rasa sakit atau tidak nyaman, terutama saat mencoba menarik kembali kulup
Rasa sakit atau ketidaknyamanan saat buang air kecil atau hubungan seksual
Meskipun phimosis sendiri mungkin tidak menimbulkan masalah berarti saat buang air kecil, phimosis dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi atau perubahan peradangan pada kulup. Namun, alasan utama seseorang mencari pertolongan medis sering kali adalah rasa sakit atau ketidaknyamanan selama aktivitas seksual atau peradangan setelah hubungan seksual.
Menjelajahi Penyebabnya
Penyebab phimosis dapat bervariasi, beberapa kasus timbul karena perbedaan anatomi atau praktik kebersihan yang buruk. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya phimosis, antara lain:
Kebersihan yang buruk menyebabkan seringnya infeksi lokal dan pengetatan kulup
Kondisi dermatologis seperti eksim, psoriasis, atau lichen sclerosus yang mempengaruhi area genital
Cedera atau trauma pada kulup
Infeksi, termasuk penyakit menular seksual, menyebabkan peradangan dan jaringan parut