Prostat adalah kelenjar kecil seukuran buah kenari yang mengeluarkan cairan mani yang kaya akan berbagai nutrisi. Dengan demikian, ini meningkatkan motilitas sperma dan memainkan peran penting dalam reproduksi pria. Kelenjar ini terletak tepat di bawah kandung kemih.
Ada tiga jenis prostatitis:
- Akut prostatitis– disebabkan oleh infeksi akut dan timbul secara tiba-tiba dengan gejala sedang hingga berat.
- Prostatitis kronis– penyakit ini cenderung terulang kembali setelah pengobatan, meskipun gejalanya mungkin tidak terlalu parah dan mungkin termasuk nyeri panggul.
- Prostatitis tanpa gejala– seperti namanya, ini adalah suatu kondisi ketika prostat mengalami peradangan, namun hampir tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Gejala prostatitis
Di bawah ini kita membahas beberapa gejala umum prostatitis. Namun, kita harus memahami bahwa tingkat keparahan gejala sangat bervariasi antar individu, dan beberapa bahkan mungkin tidak menunjukkan gejala. Hal ini hanya menggarisbawahi pentingnya perawatan prostat, pemeriksaan rutin, dan konsultasi, termasuk kunjungan ke klinik khusus.
Beberapa gejala umum termasuk:
- Rasa sakit dan terbakar saat buang air kecil
- Kesulitan buang air kecil dan aliran urin yang lemah menyebabkan dribbling
- Sering buang air kecil, termasuk nokturia atau buang air kecil di malam hari
- Urine keruh
- Kebutuhan mendesak untuk buang air kecil
- Nyeri di perut, selangkangan, dan punggung bawah
- Nyeri pada skrotum dan rektum
- Sakit saat ejakulasi
- Gejala infeksi sistemik seperti demam, menggigil, nyeri otot, dan lainnya
Haruskah Anda menemui dokter?
Iya tentu saja. Selain itu, jangan bingung antara prostatitis dengan BPH (benign prostat hyperplasia). Ada banyak suplemen untuk BPH yang dijual secara online, tetapi suplemen tersebut tidak akan membantu mengatasi prostatitis, yang merupakan kondisi yang sangat berbeda. Pada orang dewasa yang lebih tua, membedakan antara prostatitis dan BPH menjadi lebih penting.
Jika tidak diobati, beberapa orang mungkin mengalami komplikasi seperti pembentukan abses atau menginfeksi struktur di sekitarnya. Di negara lain, infeksinya bisa menjadi parah, dan infeksi semacam itu cukup sulit untuk diberantas. Itu sebabnya seseorang harus mencari pertolongan medis sedini mungkin.
Meskipun sebagian besar kasus prostatitis disebabkan oleh infeksi, namun hal ini tidak selalu terjadi. Masih banyak penyebab prostatitis lainnya seperti Sindrom Nyeri Panggul Kronis (CPPS) yang penyebabnya masih kurang dipahami dan disebabkan oleh peradangan pada kelenjar prostat.
Faktor risiko dan komplikasi
Faktor risiko prostatitis berbeda secara signifikan dengan BPH, dan kondisi ini lebih sering terjadi pada orang dewasa yang aktif secara seksual. Selain usia, faktor risiko lainnya antara lain:
- Episode prostatitis sebelumnya
- Infeksi saluran kemih atau infeksi pada alat kelamin
- HIV atau AIDS
- Penggunaan kateter urin dalam waktu lama
- Biopsi prostat baru-baru ini atau prosedur prostat lainnya
- Stres psikologis
- Kerusakan saraf lokal akibat operasi panggul atau trauma tertentu
Jika prostatitis tidak diobati tepat waktu, hal ini dapat menyebabkan tekanan yang signifikan dan menyebabkan komplikasi seperti:
- Infeksi bakteri sistemik
- Peradangan atau infeksi pada organ reproduksi
- Abses prostat
- Infeksi yang mungkin menyebar ke daerah panggul dan bahkan tulang belakang
- Disfungsi seksual dan kesulitan mempertahankan ereksi
- Perubahan kualitas sperma dan kesulitan hamil.
Apa yang diharapkan dari Dokter Anda?
Seperti yang bisa dilihat, prostatitis dapat menjadi masalah kesehatan yang kompleks dan dapat menyebabkan komplikasi yang parah. Oleh karena itu, seseorang harus mencari perhatian untuk kondisi ini meskipun gejalanya ringan. Selain itu, dokter sering kali memulai dengan pemeriksaan kesehatan menyeluruh, sehingga tidak termasuk penyakit kronis seperti diabetes, dan mereka juga akan melakukan pemeriksaan PMS jika diperlukan.
Dokter akan mencoba mengidentifikasi penyebab prostatitis. Karena prostatitis dapat terjadi karena berbagai alasan, seseorang perlu menemui dokter yang berpengalaman dalam menangani kondisi tersebut. Penting untuk dipahami bahwa mengidentifikasi penyebabnya tidak hanya penting untuk pengobatan tetapi juga untuk mencegah episode prostatitis di masa depan.
